Senin, 17 September 2012

Pelataran Cinta

Terombang ambing di lautan dosa
Kehilangan arah tempat berserah
Tersesat di pulau maksiat
Terdampar di tanah yang hambar



Jauh...sangat jauh.

Tak ada pegangan yg dapat diandalkan
Semua membisu mencengkram kalbu

Tak adakah sebait nada yg menyentuh jiwa?
Tak adakah sebaris lagu penentram kalbu?
Atau sebait puisi di tempat ini, yang mengisi hati?

Perih tak terperi
Air mata tiada henti menghiasi hari-hariku di sini

Pengandaian menjadi angan-angan yang memanjakan dalam buaian setan
Semakin jauh berjalan, semakin terpuruk di kegelapan
Tertatih di tengah hutan kezhaliman,
hanya pepohonan hitam yg hidup dlm kekokohan

Tak ada yg dpt dijadikan sahabat atau kerabat
Tak ada yg dpt dipercaya utk bertanya
Lalu, mau kemana?
Tempat ini melumpuhkan semua potensi

Menangis, hanya itu yg bisa
Menyesal ?? Pasti.

Tapi mengapa menaiki perahu yg tak tentu pelabuhan tuju?

Kini semua tlah terjadi
Aku tersesat di sini
Sendiri
Sepi
Hampa menggerogoti jiwa

Ku coba mengumpulkan kembali puing-puing mutiara yg masih tersisa
Berharap kelak ia pasti berharga

Kehabisan energi
Sejenak napasku terhenti
Sedetik jantungku tak berkutik
Darahpun seolah berhenti mengalir

Tidaaak !
Aku harus bangkit
Berjuang menemukan jalan terang
Keluar dari kematian iman
Meninggalkan kampung kejahilan
Beranjak jauh dari negeri kelalaian

Aku masih punya Tuhan tempat meminta kekuatan
walau tak tahu apa aku masih pantas meminta
Aku punya saudara seiman
yang mungkin menyisihkan sepotong doa tuk kebaikan
Aku tak akan mati di sini
Di pulau maksiat ini

Kan ku arungi samudera jiwa
Mencari tambatan taqwa yg sebenarnya
Kan ku kayuh perahu baru
di belantara lautan cobaan
Meski harus tersisih dlm keterasingan
Aku tetap berjuang

Duhai Allah...
Izinkan aku berlabuh di pelataran cinta-Mu
Karna aku tak ingin lepas dari pelukan-Mu

Sebelum ajal menjemputku
Izinkan daku menjemput hidayah-Mu
Harapku slalu,
di setiap tangis dalam doaku.


Vivi Suryani, 18 Maret 2010

Tidak ada komentar :

Posting Komentar