SUNNATULLAH DAKWAH

Hidup adalah sebuah rangkaian dari beberapa sebab yang kemudian melahirkan beberapa akibat. Bahkan mungkin, boleh jadi akibat yang lahir bisa saja lebih banyak dari sebab yang ada. Demikianlah sunnatullah dari sebuah kehidupan yang kita lalui ini. Ada rangkaian yang tersusun seri dan ada pula yang tersusun paralel. Dan masing-masing susunan punya kelebihan dan kekurangan. Tergantung kita mau menggunakan rangkaian yang mana.
Hidup juga susunan warna yang masing-masing warna memiliki arti dan tugas tersendiri. Dan untuk menciptakan keindahan kita butuh aneka warna yang akan menghiasi berbagai objek dalam tatanan kehidupan ini yang masing-masing sudah Allah tentukan warnanya. Hijau untuk daun  pepohonan, cokelat untuk tanah, biru untuk laut dan langit, jingga untuk senja, dan sebagainya. Masing-masing menjadi indah dengan warnanya sendiri. Sehingga jika semuanya disatukan dalam satu lukisan alam maka akan tampaklah lukisan yang sempurna. Demikianlah sempurnanya ciptaan Allah. Semua yang Allah ciptakan sudah pas takaran, bentuk, bobot dan substansinya. Tidak ada yang keliru.
Hidup seringkali mengajarkan kita bahwa berjuang adalah keniscayaan. Sebab tanpa perjuangan maka tidak akan pernah ada kehidupan. Bahkan sejak kita belum menjadi apa-apa, belum menjadi manusia yang dilahirkan oleh Ibunda. Kita yang awalnya adalah sebuah sel bernama sperma yang berebut masuk menembus dinding rahim demi mencari sel telur yang hanya ada satu, berjuang di antara ratusan juta sel sperma lainnya, melawan arus dan saling berhimpitan untuk dapat menempati rahim bersama sel telur yang sudah kita dapatkan. Sehingga dengan kebesaran Allah, kita dilahirkan sebagai manusia yang utuh. Kita adalah pemenang di antara jutaan sperma sejak beberapa tahun silam. Kita sudah sejak dulu diajarkan untuk berjuang maka sudah semestinya ketika kita lahir dan menghadapi jenis kehidupan baru di luar rahim Ibu, kita akan menghadapi medan perjuangan yang lebih berat dan menantang yang harus kita lalui. Tapi yakinlah, bahwa kita adalah pemenangnya.
Sekarang, katakanlah dakwah adalah medan perjuangan yang harus kita hadapi ketika kita sudah ditakdirkan hidup di dunia ini. Allah sedang mempersiapkan kita untuk menjadi pemenang dalam event berikutnya, pada episode yang lebih nyata. Dan hari ini,dakwah kita sedang diuji dari segala penjuru. Sejak awal dakwah ini lahir, kita sudah diuji dengan berbagai cobaan. Rasa lapar,dahaga,  keringat perjuangan, langkah-langkah qona’ah, wajah-wajah sabar, hati-hati yang ikhlas, pribadi-pribadi yang istiqomah dan berbagai hal lainnya. Kemudian kita berhasil melaluinya. Tapi hidup adalah perjuangan, ketika satu perjuangan kita raih maka akan ada perjuangan berikutnya. Demikianlah kita di jalan dakwah hari ini. Cobaan-cobaan berat di masa awal berdirinya dakwah sudah berhasil kita capai dan kini Allah hadiahkan cobaan dalam jenis dan bentuk yang lain untuk melatih kemampuan kita dalam berjuang sehingga kita semakin mahir. Tapi yakinlah, semakin berat cobaan yang datang maka akan semakin dekat kemenangan itu kita raih.

Sebagaimana manusia, dakwah juga memiliki karakteristik, sifat atau tabiat. Tabiat dakwah itu ada 4 macam, di antaranya :
1.       Pengikut atau aktivisnya sedikit
Mengapa sedikit? Memang sudah sunnatullahnya begitu. Sejak zaman Rasulullah bahkan sejak nabi Adam dilahirkan, hanya sedikit orang-orang yang mau mengikuti kebenaran. Rasulullah butuh waktu berpuluh-puluh tahun dan berpeluh-peluh tubuh untuk dapat menebarkan dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. Beliau dilempari batu, kotoran, cacian, hinaan  bahkan makian yang sangat keji. Kita lihat para sahabat, mereka juga diuji dengan cobaan-cobaan hebat. Kemudian kita lihat kembali pejuang-pejuang Islam setelah masa sahabta, mereka juga diuji dan pengikutnya juga sedikit bila dibandingkan dengan seluruh penghuni planet bernama bumi ini. Mereka dipenjara, disiksa bahkan dibunuh di medan perang hingga mati menemui ajalnya. Kematian adalah hal yang sangat menakutkan bagi para pecinta dunia. Karena itulah pengikut dakwah ini hanya sedikit. Sebab orang-orang yang berada dalam barisan dakwah adalah mereka yang memang  sudah dipilih Allah untuk menjadi pejuang sejati sampai mati.

2.       Banyaknya beban dakwah
Tentu. Semakin sedikit orang yang mau bergabung di jalan dakwah maka akan semakin berat beban yang dipikul setiap orang yang berada di dalamnya. Ini adalah akumulasi dari sedikitnya pejuang dakwah. Jika diibaratkan dalam sebuah toko sembako ada  1 ton beras yang harus dipindahkan ke dalam truk dalam waktu satu jam, sedangkan pemilik toko hanya memiliki 10 karyawan. Maka masing-masing karyawan memiliki jatah 100 kg untuk dipikul. Bayangkan jika setiap hari masing-masing karyawan harus memikul sebanyak itu. Dan coba bayangkan  jika jumlah karyawannya hanya 5, 4, 3 2, bahkan 1 orang saja? Maka akan semakin beratlah beban yang dipikul oleh seorang pekerjanya.

3.       Banyaknya musuh
Sudah pasti. Bahkan iblis jauh-jauh zaman sudah bersumpah untuk menggagalkan setiap orang yang ingin mengajak manusia pada kebenaran. Ia berjanji akan mengajak sebanyak-banyak manusia untuk mengikuti jalannya. Sehingga ketika ada sebagian kecil manusia menyuarakan kebenaran dan menyadarkan manusia lain untuk mengikuti jalan yang lurus, jalan yang Allah ridhoi sebagai jalan hidup, secara otomatis akan menjadi musuh iblis. Dan iblis yang sudah berpengalaman ini, yang sudah tentu memiliki banyak pengikut dari berbagai kalangan terutama kalangan manusia, akan mengeluarkan surat perintah pada pengikutnya untuk mempersulit jalan para pejuang kebenaran itu dengan berbagai cara dan usaha tanpa putus asa, tapi putus nyambung. Gagal yang ini ia coba yang itu. Putus cara yang ini ia sambung dengan jalan yang lain. Begitulah sudah garis-Nya, pejuang kebenaran kan dimusuhi oleh pejuang kebathilan. Tapi yakinlah, kebenaran akan selalu menjadi pemenang. Selama orang-orang yang berada di dalamnya istoqomah untuk tetap berjuang.

4.       Jalannya sangat panjang
Inilah proses yang memang harus dilalui oleh pejuang hidup sejati. Semua keindahan punya proses yang begitu panjang untuk menjadi sebuah keindahan. Kupu-kupu tidak langsung lahir dari kepompong lalu mejelma menjadi makhluk cantik yang memesona. Sebelumnya ia adalah telur yang menetas menjadi ulat yang menggelikan lebih dulu. Ulat yang mungkin  menjijikkan sehingga tidak ada yang ingin menyentuhnya. Sangat tidak menarik. Tapi ternyata dengan adanya proses yang panjang, ia memiliki waktu untuk membenahi diri menjadi sesosok makhluk yang jauh berbeda, jauh lebih indah dari sebelumnya. Atau mungkin seperti emas dan permata, untuk mendapatkannya kita butuh proses yang sangat panjang dan melelahkan namun sangat berharga dan menjadi rebutan ketika sudah berbentuk perhiasan. Demikian juga kita yang hari ini berada di jalan dakwah, kita sedang menjalani proses panjang itu. Mencari butir-butir bijih emas diantara jutaan pasir. Menyelami dalamnya samudera hingga ke dasarnya demi menemukan mutiara nan bercahaya. Dalam proses perjalanan mengambil emas dan permata inilah sedikit sekali yang berhasil melaluinya bahkan lebih banyak yang menyakatan enggan. “ Ahh....ngapain nyelam ke dasar laut, beli saja di toko perhiasan. Lebih prakstis dan ga ribet. Bentuknya juga cantik-cantik. Lah kalau nyelam trus dapat mutiara kan harus diolah lagi biar jadi perhiasan sebagus ini? “ Mungkin demikian celoteh para pemburu permata di toko perhiasan. Dan kita adalah perhiasan yang belum jadi, masih proses alam yang bekerja, maka biarkan waktu yang mengantarkan kita pada tahap selanjutnya. Sehingga nantinya kita akan menjadi rebutan para jutawan yang siap menyerahkan segala hartanya untuk jalan kebenaran.

Proses yang panjang ini adalah ruang tunggu untuk kita berbenar dan berbenah diri sebelum memasuki ruang berikutnya. Maka marilah kita bercermin dan mematut diri, apa yang harus kita persiapkan untuk memasuki ruang berikutnya? Apa yang belum kita miliki, apa yang belum kita siapkan dan apa yang harus kita perbaiki maka tunaikanlah. Sehingga kita menjadi orang yang memang pantas untuk duduk di ruang bernama kemenangan. Jadi, Laa Tahzan. Semua yang kita hadapi hari ini adalah suatu sunnatullah Dakwah. Sesuatu yang telah lama digariskan. Dan sesuatu yang mesti terjadi. Karena kemenangan itu begitu nyata, begitu dekat.....

Tulisan ini adalah penyemangat diri pribadi dan semoga mampu menularkan semangat kepada para ikhwah. Salam semangat. Allahu Akbar !!!

2 komentar :