Selasa, 15 September 2015

Hujan Malam Bulan Juni


tak luput kusebut
satu nama dalam do’a
tak lelah kutadah
satu jiwa perindu syurga
tak henti kunanti
satu hati untuk kumiliki

kau kah yang mengirim kabar
pada hujan malam bulan juni
untuk mencari pena di laci lemari
agar aku kembali menulis puisi
ya, untukmu
seseorang bernama “fulan bin fulan”
dalam tabir yang masih misteri

aku, seseorang yang tak seberapa
mengumpulkan puing kesekian
dari remah-remah langit
menyimpulnya menjadi vas bunga
menunggu hari berpihak
lalu membawamu untuk meletakkan
sekuntum mawar di atasnya