Anak adalah aset paling berharga
yang dimiliki oleh para orang tua. Maka sebagai orang tua sudah seharusnya lah
kita mendidik, menjaga dan mengasuh mereka dengan pola asuh yang baik. Sehingga
ketika mereka besar, mereka akan menjadi pribadi-pribadi baik, unggul dan luar
biasa.
Pada dasarnya setiap anak itu
istimewa. Sebab anak dilahirkan dari proses perjuangan panjang. Anak lahir dan berasal dari satu sel sperma istimewa
yang lolos dari ribuan bahkan jutaan sperma lain yang saat itu sama-sama
berjuang untuk masuk ke dalam sel telur. Karena itulah setiap anak adalah istimewa sebab dari ribuan sel itu ia terpilih
menjadi seorang manusia yang diamanahi Tuhan untuk hidup di dunia ini.
Berbahagialah para Ayah dan Ibu,
sebab tidak semua pasangan suami isteri memiliki anak. Banyak pasangan yang
sudah bertahun-tahun bahkan puluhan tahun menikah namun belum dianugerahi buah
hati. Maka sudah sepantasnya kita bersyukur dengan mendidik dan mengajar anak
yang kita miliki dengan sepenuh cinta.
Para orang tua seringkali
berlebihan bahkan sampai emosi setiap kali anak melakukan kekeliruan. Orang tua
lebih mudah memberi sanksi saat anak melakukan kesalahan namun lupa
mengapresiasi anak saat ia melakukan kebaikan atau sesuatu yang positif.
Posisikanlah anak-anak sebagai
anak-anak. Jangan sesekali memandang anak sebagai manusia dewasa. Sebab anak bukan orang dewasa yang
berukuran mini. Bila anak melakukan kesalahan, pakailah kaca mata anak-anak
untuk mengukur kesalahan tersebut. Bukan memakai kacamata orang dewasa. Sebab dalam
dunia anak-anak, bermain adalah belajar. Anak-anak mendapat pelajaran dari
permainan yang mereka mainkan. Begitulan proses belajar anak. Mereka belajar
dari pengalaman bermainnya.
Ketika anak bermain ayunan lalu
terjatuh, tidak heran bila mereka akan tetap bermain. Walau pun ketika jatuh
mereka akan menangis. Namun mereka akan mengulanginya kembali dengan tehnik dan
cara yang berbeda dengan sebelumnya. Karena sesungguhnya dari bermain dan dari
jatuh itu anak sedang belajar sesuatu. Maka orang tua yang bijak adalah bukan
orang tua yang terlalu banyak melarang anak untuk bermain ini dan itu. Orang tua
yang bijak adalah orang tua yang mampu mengawasi anak dan meminimalisir bahaya
saat anak sedang bermain.
Dalam acara Talk Show bertema “
Bijak dalam Mendidik Anak” yang berlangsung hari ini pada pukul 10.00 wib di
RA. Adzkia Jl. Datuk no. 2 Pelawi Utara Pangkalan Berandan Kab. Langkat dengan
ditemani moderatornya Bapak Supriadi,
S.Ag. Psikolog bernama Bapak Samsul
Bahri, S.Psi. ini menyampaikan bahwa ada TIGA
hal yang harus kita lakukan sebagai orang tua. Tiga hal tersebut adalah:
1. Ajari
anak untuk selalu meminta maaf ketika ia melakukan kesalahan atau kekeliruan
Jika kita para
orang tua menginginkan anak menjadi pribadi yang baik dan positif maka kita
harus menjadikan diri kita sebagai pribadi yang baik dan positif terlebih
dahulu. Ucapkan kata “maaf” pada anak anda jika anda melakukan sebuah kesalahan
atau kekeliruan. Ini akan mengajarkan anak untuk meminta maaf bila suatu saat
ia melakukan kesalahan dan kekeliruan.
2. Ajari
anak untuk selalu mengucapkan kata ‘tolong’
saat meminta bantuan
Ucapkanlah kata “tolong”
sebelum kita meminta anak untuk mengerjakan suatu perintah atau bantuan. Misalnya,
“ Nak, tolong ambilkan pulpen Bunda di atas meja ya...” Ini akan mengajarkan
anak untuk selalu mengucapkan kata tolong saat ia meminta bantuan pada kita
orang tuanya maupun pada orang lain. Dan sekaligus mengajarkan anak untuk tidak
sombong atau semena-mena memerintah orang lain.
3. Ajari
anak untuk selalu mengucapkan terima kasih
Orang tua yang
selalu mengucapkan terima kasih saat anak membantunya mengambilkan sesuatu yang
diperintahkan, secara tidak langsung orang tua telah mengajari anak arti terima
kasih. Sehingga suatu saat anak akan kembali mengucapkan “terima kasih” pada
orang lain yang telah membantu atau berbuat baik padanya.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar