Kau Tak Sempat Ku Kiamatkan (1)
sebenarnya ingin kukiamatkan saja namamu
yang tersemat erat di dalam anyaman masa lalu
sebab kisah yang terajut antara kau dan aku telah tamat
sebab kisah yang terajut antara kau dan aku telah tamat
di suatu senja yang pilu kala itu
saat burung-burung kembali pulang
saat burung-burung kembali pulang
dengan formasi yang membentuk huruf V ( vi )
kau dan aku harus beradu jarak dan saling berjalan mundur
dengan langkah rendah yang meminta waktu terulur-ulur
aku mengatur nafas yang mulai lebur
kau dan aku harus beradu jarak dan saling berjalan mundur
dengan langkah rendah yang meminta waktu terulur-ulur
aku mengatur nafas yang mulai lebur
bersama bayangmu yang semakin kabur dari retinaku
sebenarnya ingin kukiamatkan saja namamu
dari sejarah hidupku yang terkotak-kotak karena rindu
saat kondisi dan hati telah lama memberi indikasi
sebenarnya ingin kukiamatkan saja namamu
dari sejarah hidupku yang terkotak-kotak karena rindu
saat kondisi dan hati telah lama memberi indikasi
bahwa kau akan menjadi kisah abu-abu
dalam album yang kusangka ungu
namun gemericik hujan di awal pagi yang menghapus senyum mentari
namun gemericik hujan di awal pagi yang menghapus senyum mentari
menyadarkan aku
kubuka tirai-tirai jendela yang menghalangi angin dan cahaya pagi
di kaca jendela yang berembun kutemukan sehelai daun hijau yang retak
kubuka tirai-tirai jendela yang menghalangi angin dan cahaya pagi
di kaca jendela yang berembun kutemukan sehelai daun hijau yang retak
sedang pohon tak satupun tumbuh di sekitar rumahku
kau tak sempat kukiamatkan
sebab hujan dan angin telah menjadikanmu misteri
2012
kau tak sempat kukiamatkan
sebab hujan dan angin telah menjadikanmu misteri
2012
Aku, Bingkai Puisimu (2)
masihkah rindumu memiliki pita suara?
sebab hati ini tak pernah lagi terpanggil oleh
bisikan rindu yang pernah membara
Kau tau, Lii?
aku melumpuhkan hatiku agar ia tak lagi berjalan ke
manapun
agar engkau tahu bahwa rinduku hanya satu, kau
aku menyatu dalam rindumu
kau dalam sederetan melodi di tangga nada berirama
cinta
memainkan lagu yang begitu merdu memenuhi
ruang-ruang di qolbu
aku, seperti katamu dulu
“ akan tetap menjadi bingkai bagi puisimu”
2012
2012
Kau, Aku, dan Hijaumu (3)
Puisiku retak oleh hujan-hujan rindu yang
bergelantungan di pohon kisah silam
bersama kicauan burung yang beradu tembang dengan semilir angin pagi tadi yang membuat gemulai seluruh isi dalam hati
Puisiku retak oleh butiran embun yang selalu turun kala sepi menjadi teman terdekat bagi hati
menjadi bulan-bulanan bagi sepi yang melarikan diri untuk mencari sebutir permata berbalut syurga
Kau, aku dan hijaumu
dalam bingkai masa lalu
bersama kicauan burung yang beradu tembang dengan semilir angin pagi tadi yang membuat gemulai seluruh isi dalam hati
Puisiku retak oleh butiran embun yang selalu turun kala sepi menjadi teman terdekat bagi hati
menjadi bulan-bulanan bagi sepi yang melarikan diri untuk mencari sebutir permata berbalut syurga
Kau, aku dan hijaumu
dalam bingkai masa lalu
2012
Kau Siapa? (4)
aku adalah angin yang dibawa senja untuk membelai
malammu
namun pagi segera hadir memisahkan kita, sedang mentari belum sadarkan diri dari tidurnya.
kau bukan sesuatu yang harus kutangisi bila masa memaksaku melepas rasa yang tak berpunya ini.
kau...
kau siapa?
pun aku tak tau
yang aku tau,
kau adalah sesuatu yang belum kumiliki
namun pagi segera hadir memisahkan kita, sedang mentari belum sadarkan diri dari tidurnya.
kau bukan sesuatu yang harus kutangisi bila masa memaksaku melepas rasa yang tak berpunya ini.
kau...
kau siapa?
pun aku tak tau
yang aku tau,
kau adalah sesuatu yang belum kumiliki
2012
Hambar (5)
Ku seruput secangkir semangat yang baru diseduh pagi
dari didihan telaga jiwa yang dijerang surya
kuaduk mengikuti putaran waktu dengan jari telunjuk yang selalu tunduk saat dua kaki terpaut di atas sajadah akut
rasanya masih hambar, bukan karena gula yang berubah tawar tapi rasa di lidah telah berpencar menjadi bisa yang sangar
2012
kuaduk mengikuti putaran waktu dengan jari telunjuk yang selalu tunduk saat dua kaki terpaut di atas sajadah akut
rasanya masih hambar, bukan karena gula yang berubah tawar tapi rasa di lidah telah berpencar menjadi bisa yang sangar
2012
Kau (6)
tak ada yang lebih menyejukkan melebihi retak
hijaumu
bahkan caramu melukai terlalu indah untuk disebut luka
dan perih yang kauberi terlalu manis untuk dianggap bisa
sebab kau adalah alasan mengapa aku menjadi dewasa
meski kadang mengenang indahmu menjadi siksa bagi sukma
kau tetap belahan jiwa yang terbelah masa
kau adalah asa yang sempat menjadi ambisi bagi hati
namun logikaku masih bisa mencerna hitam di atas jingga
hingga cinta tak menjadikanku tunanetra
kau adalah bendera yang telah kuperjuangkan
untuk sampai di puncak gunung keikhlasan
dan aku tak akan mengambil kembali tanda kemenangan
yang telah kujadikan mahar melamar ridho-Nya
bahkan caramu melukai terlalu indah untuk disebut luka
dan perih yang kauberi terlalu manis untuk dianggap bisa
sebab kau adalah alasan mengapa aku menjadi dewasa
meski kadang mengenang indahmu menjadi siksa bagi sukma
kau tetap belahan jiwa yang terbelah masa
kau adalah asa yang sempat menjadi ambisi bagi hati
namun logikaku masih bisa mencerna hitam di atas jingga
hingga cinta tak menjadikanku tunanetra
kau adalah bendera yang telah kuperjuangkan
untuk sampai di puncak gunung keikhlasan
dan aku tak akan mengambil kembali tanda kemenangan
yang telah kujadikan mahar melamar ridho-Nya
2012
--------------------------------
Keenam puisi ini terbit di sebuah harian bernama, Mimbar Umum pada Sabtu, 11 Januari 2014.
Puisi ini juga dapat dilihat pada blog harian tersebut :
Puisi ini juga dapat dilihat pada blog harian tersebut :
http://www.mimbarbudaya-harianmimbarumum.blogspot.com/
kenapa ga huruf S saja formasi burung nya vi heheheheh
BalasHapusCoin Casino | Best Bonus Codes and Free Spins For 2021
BalasHapusFree 1XBET spins can also be used for other bonuses as well. Here is ミスティーノ our list of the top 100 Casino with a 100% bonus. 인카지노